Sudah Saatnya Lampu PJU Kota Kraksaan Pakai Lampu LED
KRAKSAAN - Sebuah media cetak memberitakan keberhasilan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Probolinggo dalam mengurangi biaya listrik untuk penerangan jalan umum (PJU) beberapa waktu lalu. Penghematan yang terus dilakukan BLH dikarenakan membengkaknya tagihan listrik PJU yang terpasang di beberapa wilayah Kabupaten Probolinggo.
Lampu penerangan jalan umum atau lebih disingkat dengan PJU lebih banyak terlihat di Kota Kraksaan. Tiang-tiang lampu tersebut menerangi sepanjang Jalan Raya Panglima Sudirman mulai dari depan Mapolres Probolinggo sampai wilayah Sumberlele di kawasan timur kota.
Rata-rata jenis lampu yang digunakan bertipe merkuri, ada yang memancarkan warna putih dan warna kuning. Lampu merkuri tersebut saat ini masih tidak tergolong sebagai lampu hemat energi. Satu buah bola lampu merkuri bisa memiliki voltase 400 watt, sementara di sepanjang jalan utama Kota Kraksaan terpasang 2 lampu per tiang.
Saat ini BLH Kabupaten Probolinggo melakukan pengurangan dengan memotong PJU liar tak berijin, termasuk di wilayah gang dan pedesaan. Namun, tindakan tersebut bisa dikatakan kurang efektif mengingat keberadaan lampu PJU memang sangat diperlukan dan memperlancar aktivitas masyarakat saat malam tiba.
Ada baiknya jika BLH Kabupaten Probolinggo mempertimbangkan solusi lain seperti menggunakan jenis lampu LED. Lampu jenis ini tergolong hemat energi dan menghasilkan cahaya yang cenderung lebih terang. Lampu LED saat ini sudah banyak dipergunakan di beberapa jalan protokol Sidoarjo, Mojokerto, dan Jombang. Bahkan, sebagian besar ruas tol Surabaya Porong juga telah diganti dengan lampu LED.
Solusi lain yang mungkin akan lebih baik disertai dengan penggunaan panel surya, sehingga tidak perlu lagi membayar biaya listrik kepada PLN. Harga serta biaya instalasi memang tergolong mahal, namun memberikan manfaat lebih dalam waktu panjang.
Keberhasilan BLH Kabupaten Probolinggo mengurangi tagihan biaya PJU patut diacungi jempol, namun bukan berarti membiarkan lampu-lampu yang mati tanpa perbaikan. Redaksi mencatat beberapa titik di sisi barat sebelum masuk kota dan lampu penerangan di keliling Stadion GMK. Akibat dari kerusakan lampu tersebut bisa menimbulkan masalah sosial masyarakat baru seperti dijadikan ajang mesum dan sebagainya. Beberapa lampu hias juga terlihat sudah mulai redup tanpa ada perbaikan, entah karena anggaran yang memang belum ada atau belum dianggarkan karena saat ini Pemkab Probolinggo masih berkonsentrasi memindahkan gedung pemerintahan ke Kota Kraksaan dengan biaya yang tidak sedikit. (/fik)
Lampu penerangan jalan umum atau lebih disingkat dengan PJU lebih banyak terlihat di Kota Kraksaan. Tiang-tiang lampu tersebut menerangi sepanjang Jalan Raya Panglima Sudirman mulai dari depan Mapolres Probolinggo sampai wilayah Sumberlele di kawasan timur kota.
Rata-rata jenis lampu yang digunakan bertipe merkuri, ada yang memancarkan warna putih dan warna kuning. Lampu merkuri tersebut saat ini masih tidak tergolong sebagai lampu hemat energi. Satu buah bola lampu merkuri bisa memiliki voltase 400 watt, sementara di sepanjang jalan utama Kota Kraksaan terpasang 2 lampu per tiang.
Saat ini BLH Kabupaten Probolinggo melakukan pengurangan dengan memotong PJU liar tak berijin, termasuk di wilayah gang dan pedesaan. Namun, tindakan tersebut bisa dikatakan kurang efektif mengingat keberadaan lampu PJU memang sangat diperlukan dan memperlancar aktivitas masyarakat saat malam tiba.
Ada baiknya jika BLH Kabupaten Probolinggo mempertimbangkan solusi lain seperti menggunakan jenis lampu LED. Lampu jenis ini tergolong hemat energi dan menghasilkan cahaya yang cenderung lebih terang. Lampu LED saat ini sudah banyak dipergunakan di beberapa jalan protokol Sidoarjo, Mojokerto, dan Jombang. Bahkan, sebagian besar ruas tol Surabaya Porong juga telah diganti dengan lampu LED.
Solusi lain yang mungkin akan lebih baik disertai dengan penggunaan panel surya, sehingga tidak perlu lagi membayar biaya listrik kepada PLN. Harga serta biaya instalasi memang tergolong mahal, namun memberikan manfaat lebih dalam waktu panjang.
Keberhasilan BLH Kabupaten Probolinggo mengurangi tagihan biaya PJU patut diacungi jempol, namun bukan berarti membiarkan lampu-lampu yang mati tanpa perbaikan. Redaksi mencatat beberapa titik di sisi barat sebelum masuk kota dan lampu penerangan di keliling Stadion GMK. Akibat dari kerusakan lampu tersebut bisa menimbulkan masalah sosial masyarakat baru seperti dijadikan ajang mesum dan sebagainya. Beberapa lampu hias juga terlihat sudah mulai redup tanpa ada perbaikan, entah karena anggaran yang memang belum ada atau belum dianggarkan karena saat ini Pemkab Probolinggo masih berkonsentrasi memindahkan gedung pemerintahan ke Kota Kraksaan dengan biaya yang tidak sedikit. (/fik)